Saturday, July 1, 2017


Publication :  Kampung Vertical, ICAD 2016, 1 Desember 2016, Grand Kemang



Kampung Vertikal
Sebagai struktur terbuka

Selama ratusan tahun orang mulai bermigrasi ke kota-kota, dengan berjalannya waktu kota semakin hari semakin penuh karena banyak kesempatan untuk berusaha, pekerjaan, kemakmuran dan ide-ide yang diciptakan di kota. Semakin hari kota semakin padat tetapi yang paling bersejarah adalah pada tahun 2008 ketika jumlah populasi manusia di dalam kota dan di pedesaan mencapai titik equilibirium yang sama. Untuk pertama kali dalam sejarah kehidupan manusia. Pada tahun 1900 hanya 200 juta orang saja yang tinggal di kota. Setelah lebih 100 tahun 3,5 miliar orang tinggal di kota. Pada tahun 2050 bisa jadi ada 6,5 miliyar orang tinggal di kota, inilah sebuah ekspansi urbanitas. Ekspansi urbanitas ini cukup mencengangkan misalnya saja setiap tahun India perlu membangun kota seluas kota Chicago setiap tahun. Sebaliknya, China telah mengumumkan dia akan membangun 20 kota setiap tahun sampai 2020, untuk mengakomodasi 12 juta migran dari desa ke kota di China. Kalau saja kota Jakarta diestimasikan 12 juta orang berarti jumlah yang sama yang diserap oleh kota-kota di China. Ketika meledaknya kota-kota didunia terjadi juga penurunan demografi manusia di satu tempat tertentu, contohnya adalah kota Detroit, Michigan di Amerika yang berkembang pesat tetapi bergantung pada industri mobil dimana disatu titik tahun 2012 terjadi kejenuhan industri mobil dan industri mobil di Detroit tidak mampu bersaing dengan negara Jepang sehingga satu demi satu berguguran, hampir 80% meninggalkan kota sehingga terjadi kekosongan bahkan kota Detroit dinyatakan bangkrut pada tahun 2013 karena tidak dapat membiayai dirinya sendiri. Akhirnya kota Detroit menjadi kota hantu bahkan terjadi penjarahan dimana mana. Keadaannya bahkan lebih buruk dari kejatuhan ekonomi di Indonesia 1998. Kota harus dibangun secara sustainable dimana semuanya harus saling terkait satu dan lainnya sehingga kota itu bisa survive.
Pada tahun 2016 ini ada satu miliyar orang yang sudah hidup dengan mengandalakan smartphone ditangannya ini menunjukan bahwa kemajuan teknologi informasi kecepatannya telah malampaui kemajuan fisiknya. Kita bayangkan bahwa handphone pertama kali di Amerika tahun 1946 dan kemudian mulai berkembang pesat tahun 90an tetapi saat ini smartphone telah digunakan untuk kepentingan manusia dan inovasinya telah melampaui batas batas geografis suatu negara, kita bisa berada di Singapore, Jakarta, Paris, London maupun New York menggunakan satu program yang sama misalnya Uber, hal ini menunjukan bahwa kota harus dirancang sejalan dengan kemajuan teknologi. Seperti kamus wikipedia, dimana setiap orang boleh melakukan editting dengan menghasilkan kamus berjalan yang bisa berjalan dan dibawa seluruh orang di dunia. Bagaimana dengan kota-kota? Apakah kita akan mengandalakan bangunan-bangunan yang konvensional?  Kota harus bisa bergerak seperti awan supaya dia bisa survive, kota harus memiliki infrastuktur dan teknologi komunikasi dan dia punya generator ekonominya sendiri sehingga bisa survive tidak menjadi bangkrut lagi seperti Detroit.
Struktur terbuka sebagai ide dasar infrastruktur kota, saya membayangkan open structure adalah sebuah awan, dia dapat dibuat ruangan sesuai kebutuhannya. Dia bisa jadi kantor, hunian, bisa jadi vertikal kampung. Di masa depan ketika semua orang mulai terhubung dengan internet, orang semakin individu tetapi sekaligus sosial, jadi mereka bersosialisasi di dunia maya tetapi menjadi sangat individualis dengan lingkungan sekitarnya, jadi jika lingkungan sekitarnya tidak memiliki subjek yang sama sehingga ruang-ruang sosial yang ada seperti di kampung-kampung kita ini pasti semakin diinginkan kembali, sehingga ide open structure ini adalah menciptakan struktur yang terbuka dimana ruang-ruang sosial dapat disebarkan didalam ruang secara 3 dimensional, kemudian kebutuhan dasar seperti toilet dan dapur dapat diciptakan dan disediakan oleh pemerintah, sehingga ruang ruangnya kemudian rumah-rumah mereka akan dibangun secara mandiri hampir sama seperti dikampung jadi bertumbuh pada masa depan ketika kecanggihan teknologi mencapai titik tertentu sangat dimungkinkan bahwa setiap orang yang tinggal dirumah susun ini akan mengandalkan aplikasi didalam handphonenya mereka bisa membeli bagian-bagian rumah seperti jendela, pintu, dinding lewat aplikasi di dalam handphone, jadi hanya dengan menggunakan sistem DIY (Do It Yourself) setiap orang akan menyusun ruangannya dengan membeli bagian-bagian dari rumah satu persatu sesuai kemampuan ekonominya. Jadilah sebuah model kampung vertikal yang baru, dimana kampung ini menjadi super efisien pemerintah hanya cukup berkonsentrasi dalam penyediaan open structure, toilet, dapur dan ruang publik saja. Jadilah vertikal kampung.
Dalam sebuah CBD kita bisa juga membangun open struktur yang sama dengan lift vertikal maupun utilitas sehingga dia juga terkoneksikan dengan rumah susun open plan ini, sehingga kota baru berdasarkan open structur ini dapat dibuat secara cepat dan efisien, sehinggi dapat memenuhi kebutuhan dasar kota baru seperti yang dibutuhkan negara-negara yang padat penduduknya seperti India dan China.  Open structur ini seperti sebuah landscape baru, pada sebuah kota bisa dianggap seperti awan atau hutan atau hujan dia dapat tumbuh dimana saja baik di CBD daerah industri maupun daerah pertanian sekalipun. Jika kita bayangkan open structur sebagai infrastuktur arsitektur.
Pada tahun 70an sampai 80an ketika terjadi booming minyak banyak negara sangat bergantung dan mengandalkan energi yang dihasilkan dari minyak bumi, kota-kota seperti yang ada di Indonesia tidak berfikir jauh bahwa energi yang tidak terbaharukan itu akan habis namun tahun-tahun ini adalah tahun-tahun akhir banyak kilang minyak di Indonesia yang sudah tidak berfungsi lagi bahkan 5 sampai 10 tahun kedepan Indonesia jadi pengimpor minyak. Hak ini menyebabkan kita harus mereduksi penggunaan energi dengan memanfaatkan teknologi informasi, misalnya home automation yang akan mengkontrol seluruh sistem supaya semakin efisien contohnya open structur ini juga memungkinkan adanya automation dimana solusi-solusi penggunaan energinya dapat di kontrol bahkan dapat mampu menyerap energi matahari maupun angin sehingga kumpulan open structur ini dapat hidup dan survive.
Dalam pameran ini, saya ingin menyumbangkan tiga tipe struktur berbentuk V, F dan berbentuk U yang dimultifikasi menjadi cloud, menjadi struktur yang terbuka yang dapat dipakai dan digunakan untuk membentuk cloud menjadi titik awal sebuah kota menjadi cloud menjadi rumah susun vertikal menjadi infrastruktur baru.


Budi Pradono untuk Pameran ICAD 2016



Studi Maket Instalasi V


Proses Pembuatan skala 1:1

Proses Pembuatan skala 1:1

Proses Pembuatan Skala 1:1



Pembukaan Pameran




No comments:

Post a Comment